Vol. 8 No. 3 (2020): Desember
Open Access
Peer Reviewed

Daya Terima dan Kandungan Gizi Modisco dengan Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera)

Authors

Galih Purnasari , Indah Muflihatin

DOI:

10.25047/j-kes.v8i3.157
Received: 2020-06-03
Accepted: 2020-11-17
Published: 2021-01-28

Abstract

Jumlah balita gizi buruk di Indonesia pada tahun 2018 masih di atas target SDG, sekitar 17,7%. Modisco (Modified Dietetic Skim dan Cotton Sheet Oil) adalah makanan tambahan yang mengandung kalori tinggi untuk meningkatkan berat badan balita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan tepung daun kelor terhadap daya terima dan kandungan gizi modisco. Desain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan penambahan konsentrasi tepung daun kelor dalam empat taraf, yaiu 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5%. Penentuan produk modisco dipilih berdasarkan  tingkat kesukaan/preferensi panelis pada uji hedonik. Secara keseluruhan, modisco dengan skor tertinggi adalah modisco dengan penambahan tepung daun kelor 2,5%. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam atribut warna, aroma, dan rasa (p = 0,00), tetapi tidak dalam atribut kekentalan (p = 0,340). Modisco terpilih dengan  penambahan bubuk daun kelor 2,5% memiliki kandungan energi, protein, zat besi, dan kalsium secara berurutan 80 kkal, 14,51 g, 6,3 g, 249 mg dalam 100 ml produk.

Keywords:

Malnutrition, supplementary feeding, toddler

References

Adi, A.C. (2001). Modisco Makanan Penambah Berat Badan Anak. Jakarta: Puspa Swara.

Azizah, N., Suyati, Zakiah. (2013). Perbedaa antara balita BGM yang diberikan PMT Modisco dengan balita BGM yang tidak diberikan PMT Modisco terhadap perubahan berat badan. (Studi Kasus di Desa Tambar Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang). In: Prosiding Seminar Nasional dan Presentasi Hasil-Hasil Penelitian Bidang Kesehatan: Gerakan Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Bayi Lahir dalam Rangka Membentuk Generasi Indonesia Baru yang Unggul, 21 Desember 2013, Hotel Grasia - Semarang.

Azizah, A.A. (2015). Tingkat kerapuhan dan daya terima biskuit yang disubstitusi tepung daun kelor (Moringa oleifera). Naskah Publikasi. Program Studi Ilmu Gizi.

Depkes RI. (2009). Rapat Kerja Nasional di Surabaya. Jakarta: Depkes RI.

Dirjen Gizi. (2004). Analisis Situasi gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Dirjen Gizi.

Harisina, A.A. (2016). Mutu organoleptik, nilai gizi (protein, kalsium, serat) dan nilai ekonomi flakes substitusi buah sukun dan kacang hijau sebagai alternatif PMT anak sekolah. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Airlangga

Kemenkes. (2011). Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan Operasional Kesehatan). Jakarta: Kemenkes.

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kemenkes.

Kim, House, Odabasi dan Sims. (2015). Sensory and Hedonic Evaluation in Response to Food-Cue Exposure: The Case of Juicing Demonstration of Fresh Oranges. International Journal of Marketing Studies.

Krisnadi, A.D. (2015). Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.

Lahdji, A, Dewi, A.K., Summadhanty, D. (2016). Pemberian Modisco meningkatkan status gizi balita di Kabupaten Purworejo. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Vol.5, No.1

Mikhail WZA, Sabhy HM, El-sayed HH, Khairy SA, Salem HYHA, Samy MA. (2013). Effect of nutritional status on growth pattern of stunted preschool children in Egypt. Acad J Nutr; 2(1): 1-9.

Petry N, Olofin I, Boy E, Angel M, Rohner F. (2016). The Effect of Low Dose Iron and Zinc Intake on Child Micronutrient Status and Development during the First 1000 Days of Life: A Systematic and Meta Analysis. Nutrients; 8 (12): 773.

Rosyidah, A.Z. (2016). Studi tentang tingkat kesukaan responden terhadap penganekaragaman lauk pauk dari daun kelor (Moringa oleifera). E-journal Boga, 5(1), 17-22.

Sari, Y.K., Adi, A.C. (2017). Daya terima, kadar protein dan zat besi cookies subtitusi tepung daun kelor dan tepung kecambah kedelai. Media Gizi Indonesia. Vol. 12, No. 1 Januari–Juni 2017: hlm. 27–33.

Setyabudi A. (2013). Pengembangan mi glosor instan dari tepung sagu aren dengan substitusi tepung labu kuning sebagai alternatif untuk diversifikasi pangan. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Setyaningsih D, Apriyanto A, dan Sari MP. (2010). Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press

Stuijvenberg M, Nel J, Schoeman S, Lombard C, du Plessis L, MA D. (2015). Low intake of calcium and vitamin D, but not zinc, iron or vitamin A, is associated with stunting in 2-5 years old children. Nutrition; 31(6):841–846.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2017). Seratus Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi anak Kerdil (Stunting) Volume 1. Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden republik indonesia.

Wang M, San C, Diego S. (2016). Iron Deficiency and Other Types of Anemia in Infants and Children. Am Fam Physician; 93: 272–278.

Whitney E, Rady Rolfes S. (2011) Understanding Nutrition. 12th ed. Williams P, editor. Wadsworth: Cengage Learning; p.425-426.

Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Author Biographies

Galih Purnasari, Politeknik Negeri Jember

Prodi Gizi Klinik Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember

Indah Muflihatin, Politeknik Negeri Jember

Downloads

Download data is not yet available.

How to Cite

Purnasari, G., & Muflihatin, I. (2021). Daya Terima dan Kandungan Gizi Modisco dengan Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera). Jurnal Kesehatan, 8(3), 178–185. https://doi.org/10.25047/j-kes.v8i3.157

Most read articles by the same author(s)