Determinan Stunting pada Anak Balita di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember
Authors
Dida Tadmar Aiman , Ninna Rohmawati , Sulistyani SulistyaniDOI:
10.25047/j-kes.v8i3.120Published:
2021-01-28Issue:
Vol. 8 No. 3 (2020): DesemberKeywords:
Stunting, toddlers, determinant, food intake, incidence of stuntingArticles
Downloads
How to Cite
Downloads
Metrics
Abstract
Stunting is a condition when a toddler fails to grow at his age due to malnutrition from the fetus until the baby is born and usually can be seen at the age of two years. According to Dinas Kesehatan Jawa Timur, Jember is included on 11 districts in Indonesia which are focused on handling stunting. The district with the highest stunting rate in Jember Regency in 2018 is Sumberjambe District. In 2016, the prevalence of stunting in Sumberjambe District was 38.38%, in 2017 was 38.14% and in 2018 was 32.32%. This study aims to look for determinants of the incidence of stunting in toddlers aged 12-59 months in Jambearum Village, Sumberjambe District. This study uses a cross sectional research design. The methode of taking sample uses simple random sampling. Data analysis used the chi square statistical test. The bivariate test showed that there was a significant relationship between food intake, consist of energy (p=0,026), zinc (p=0,045) and calcium (p=0,011) with the incidence of stunting in children under five in Jambearum Village, Sumberjambe Subdistrict, Jember Regency and there was no significant relationship between food intake (protein, iron and phosphorus) , infectious diseases, baby low birth weight status and genetic with the incidence of stunting in toddlers in Jambearum Village, Sumberjambe Subdistrict, Jember Regency.
References
Adani, F., dan Nindya, T, 2017, Perbedaan Energi, Protein, Zinc dan Perkembangan pada Balita Stunting dan Non Stunting. Jurnal Amerta Nutr, vol 1, no 2, hal 46-51.
Aisyah., Suyatno dan Rahlifudin Z, 2019, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stunting Pada Anak Kelas Satu di SDI Taqwiyatul Wathon, Daerah Pesisir Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol 7, no 1, hal 2356-3346.
Amanda, A, 2014, Hubungan Asupan Zat Gizi (Energi, Protein, Besi dan Seng) dengan Stunting Dan Stimulasi Psikososial dengan Status Motorik Anak Usia 3-6 Tahun di Paud Binaan Kebayoran. Dipublikasikan, Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Astutik, A., Rahfiludin, M. Z., dan Aruben, R, 2018, Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017), Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol 6, no 1, hal 409-418.
Ayuningtyas., Demsa S., Ahmad R, 2018, Asupan Zat Gizi Makro dan Mikro Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita, Jurnal Kesehatan, vol 9, no 3, hal 443-449.
Chairunnisa, E, 2017, Inadekuat Asupan Vitamin D, Kalsium dan Fosfor Pada Anak Sunting Usia 12-24 Bulan di Kota Semarang. Dipublikasikan, Skripsi: Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Gerungan, C.P, 2014, Hubungan Antara Riwayat penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado, Jurnal Pustaka Kesehatan, vol 2, no 1, hal 1-6.
Hanum F., Ali K., Yayat H, 2014, Hubungan Asupan Gizi dan Tinggi Badan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita, Jurnal Gizi dan Pangan, vol 9, no 1, hal 1-6.
Hapsari, Windi, 2018, Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu Tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua, Dan Tingkat Pendidikan Ayah Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan, Dipublikasikan, Skripsi: Fakultas Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 2017, Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting, Balitbang Kemenkes R.I, Jakarta.
Kementerian Kesehatan R.I, 2018, Riset Kesehatan Dasar, Balitbang Kemenkes R.I, Jakarta.
Ma’rifat, 2010, Analisis Hubungan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Balita, Dipublikasikan., Skripsi: Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Ninggrat, J., P, 2017, Tingkat Kecukupan Energi, Protein, Kalsium, Zat Besi dan Fosfor pada Balaita Stunting di Pesisir dan Pegunungan Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, Dipublikasikan, Skripsi: Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB.
Ni’mah, K., Nadhiroh, S. R, 2015, Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita, Media Gizi Indonesia, vol 10, no 1, hal 13-15.
Ngaisyah D., Septriana, 2010, Hubungan Tinggi Badan Orang Tua dengan Kejadian Stunting, Jurnal Ilmu Kebidanan, vol 3, no 1, hal 49-57.
Oktarina, Z, 2013, Faktor Resiko Stunting Pada Balita (24-59 Bulan) di Sumatra, Jurnal Gizi dan Pangan, vol 8, no 3, hal 173-180.
Priyono, D.I.P., Sulistiyani, dan Ratnawati, L.Y, 2015, Determinan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang, Pustaka Kesehatan, no 3, vol 2, hal 350.
Putri, N, 2017, Faktor Resiko Asupan Zat Gizi Mikro dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Marunggi Kota Pariaman, Dipublikasi, Skripsi: Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
Rahayu, A., Fahrini, Y., dan Andini O., P, 2015, Riwayat Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia Bawah Dua Tahun, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, no 10, vol 2, hal 67-73.
Rahayu, T., R, 2013, Prevalensi Anak Beresiko Stunting dan Faktor yang Berhubungan di Pondok Pesantren tapak Sunan Condet, Jurnal Kesehatan, vol 1, no 1, hal 1-10.
Rahmawati, H, 2018, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Stunting pada Balita di Puskesmas Antang Makassar, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Ilmu Kesehatan Alauddin, Makassar.
Rukmana, E., Briawan D., dan Ekayanti I, 2016, Faktor Resiko Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kota Bogor, Jurnal MKMI, vol 12, no 3, hal 192-199.
Rusyantia, A, 2018, Hubungan Kebiasaan Konsumsi Ikan dan Asupan Protein Hewani Dengan Kejadian Stunting Balita di Pulau Pasaran Bandar Lampung, Jurnal Surya Medika, vol 4, no 1, hal 67-73.
Sari, E., M., Mohammad J., dan Neti N, 2016, Asupan Protein, kalsium dan Fosfor Pada Anak Stunting dan tidak Stunting usia 24-59 Bulan, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, vol 12, no 4, hal 152-159.
Sari, S, 2017, Konsumsi Rokok dan Tinggi Badan Orang Tua Sebagai Faktor Resiko Stunting Anak Usia 6-24 Bulan di Perkotaan, Ilmu Gizi Indonesia, vol 1, no 1, hal1-9.
Setyawati, Vilda A, 2018, Kajian Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Semarang, Jurnal Ilmu Kesehatan, vol 1, no 1, hal 834-838.
Sundari, E., dan Nuryanto, 2016, Hubungan Antara Asupan Seng, Protein, Zat Besi dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Stunting. Journal of Nutrition College, vol 5, no 4, hal 520-529.
Sastroasmoro, S., Ismael, S, 2011, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sagung Seto, Jakarta.
Septiawahyuni, 2019, Kecukupan Asupan Zinc Berhubungan dengan Perkembangan Motorik pada Balita Stunting dan Non-Stunting, Jurnal Kesehatan, vol 1, no 1, hal 1-6.
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D, Alfabeta, Bandung.
Tangkudung, G, 2015, Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado, Jurnal Ilmu Gizi, vol 3, no 1, hal 1-7.
TNP2K, 2017, 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting), Tim Nasional Percepatan Kemiskinan, Jakarta.
Vyrena T., Nasution E., dan Siagian A, 2017, Hubungan Kebiasaan Konsumsi Seng dan Zat Besi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak di SD Negeri No.117504 Aek Pamingke Labuhan Batu Utara Tahun 2017, Jurnal Kesehatan dan Gizi, vol 1, no 2, hal 1-10.
Welasih, B, 2012, Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting, The Indonesian Journal of Public Health, vol 8, no 3, hal 99-104.
Wellina, W., F., Martha, I., K., dan Zen R, 2016, Faktor Resiko Stunting Pada Anak Umur 12-24 Bulan, Jurnal Gizi Indonesia, vol 5, no 1, hal 55-61.
Wibowo, Herdian K, 2018, Hubungan Asupan Kalsium dan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Anak di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah, Kartasura, Jurnal Gizi Masyarakat, vol 3, no 1, hal 1-13.
Author Biography
Dida Tadmar Aiman, Universitas Jember
Fakultas Kesehatan Masyarakat
S1
License
Authors who publish in this journal agree to the following terms:
1. Copyright belongs to the medical journal as a publication
2. The author retains copyright and grants the journal rights to the first publication carried out simultaneously under a Creative Commons Attribution License which allows others to share the work with an acknowledgment of the author's work and initial publication in this journal.
3. Authors may enter into separate additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the work (eg sending it to an institutional repository or publishing it in a book) with acknowledgment of initial publication in this journal.
4. Authors are permitted and encouraged to post work online (eg in institutional repositories or on their websites) before and during the submission process, as before and larger citations of published work (see Effects of Open Access).
Selengkapnya tentang teks sumber ini